Penilaian Google

Algoritma Penilaian Google Terkini

Berikut ini intisari wawancara Matt Cutts dengan StoneTemple Consulting minggu lalu tentang algoritma penilaian ranking terkini di Google.

1. PageRank dan halaman terindeks

Matt Cutts menyatakan bahwa jumlah halaman situs web yang diindeks oleh Google kira-kira setara dengan PageRank situs web tersebut. PageRank dipengaruhi kualitas dan kuantitas/jumlah tautan. Artinya, halaman-halaman pada situs anda akan banyak terindeks jika memiliki banyak inbound link berkualitas.
Kalau anda punya situs dengan konten/URL internal yang sangat banyak, maka tingkatkan PageRank situs agar Google mau “membaca” semua konten itu.
Untuk diingat/diketahui, bahwa Google menggunakan PageRank realtime dalam algoritma penilaian, bukan PageRank yang ditampilkan pada Google toolbar (atau tool lainnya).

2. Server hosting yang lambat

Kalau Google cuma bisa menjelajah dua halaman pada satu waktu karena server hosting yang lambat, maka Google akan menerapkan limit atas untuk berapa banyak halaman yang akan “dibaca”. Gunakan server hosting yang cepat (aff) atau gunakan dedicated server kalau harus dan memungkinkan.

3. Konten duplikat

“Imagine we crawl three pages from a site, and then we discover that the two other pages were duplicates of the third page. We’ll drop two out of the three pages and keep only one, and that’s why it looks like it has less good content.”
Seperti disebutkan di poin 1, Google akan mengindeks halaman web berdasarkan PageRank. Kalau ditemukan konten duplikat, beberapa halaman akan “dibuang” dan terbuanglah kesempatan untuk mendapat ranking.
Matt kemudian ‘mengindikasikan’ (tersirat, tidak tersurat) bahwa kalau sebuah halaman menaut ke halaman duplikat, maka penilaian PageRank menjadi kacau. Google juga akan mencoba untuk ‘mengalihkan’ PageRank dan membaca sinyal dari halaman duplikat ke halaman asli.
Jika anda menggunakan tag rel=canonical pada semua halaman maka halaman-halaman tersebut seharusnya tidak berupa duplikat yang sama persis tetapi bersifat duplikat konsep, atau hal-hal yang terkait dengan topik konten.
“It’s totally fine for a page to link to itself with rel=canonical, and it’s also totally fine, at least with Google, to have rel=canonical on every page on your site.”
Google tidak selalu mematuhi tag canonical:
“The crawling and indexing team wants to reserve the ultimate right to determine if the site owner is accidentally shooting themselves in the foot and not listen to the rel=canonical tag.”

4. Halaman afiliasi

Kalau sebuah situs web hanya berupa situs afiliasi yang sangat mirip dengan situs/halaman lain (cuma beda logo, dll) maka halaman ini tidak akan mendapatkan ranking.
Kalau Google mendeteksi link afiliasi (affiliate link) maka link ini tidak akan memberikan PageRank atau otoritas apapun.

5. Pengalihan (redirection) dan PageRank

Jika Anda mengubah nama domain atau mengalihkan halaman lama ke halaman baru dengan 301 redirect maka link power akan disalurkan ke nama domain atau alamat baru tapi kekuatannya berkurang.  301 redirect tidak mengalihkan PageRank secara penuh.
Pikirkan dan pilih struktur permalink atau URL pada blog/situs web anda sejak dini. Mengubah struktur di belakang hari akan sangat merepotkan dan secara signifikan menurunkan penilaian dan ranking/posisi di mesin pencari.

6. Panjang konten

“If there are a large number of pages that we consider low value, then we might not crawl quite as many pages from that site, but that is independent of rel=canonical.”
Kalau anda memiliki banyak halaman web dengan tulisan yang terlalu sedikit maka Google akan “malas” menjelajah situs anda. Matt menyarankan bahwa setiap halaman web punya konten yang ‘cukup’:
“You really want to have most of your pages have actual products with lots of text on them.”

7. PageRank sculpting dan navigasi situs

Google tidak suka anda “memahat” situs hanya untuk alasan PageRank. Cara tepat untuk menyalurkan link juice/link power dari satu halaman ke halaman lain adalah dengan menggunakan navigasi yang baik.
“Site architecture, how you make links and structure appear on a page in a way to get the most people to the products that you want them to see, is really a better way to approach it than trying to do individual sculpting of PageRank on links.”
“You can distribute that PageRank very carefully between related products, and use related links straight to your product pages rather than into your navigation. I think there are ways to do that without necessarily going towards trying to sculpt PageRank.”

8. JavaScript dan link navigasi situs

Jangan gunakan JavaScript link untuk navigasi situs anda karena Google tidak akan (walaupun bisa) membaca tautan tersebut, sehingga PageRank dan link power “tidak tersalur”.
“For a while, we were scanning within JavaScript, and we were looking for links. Google has gotten smarter about JavaScript and can execute some JavaScript.
I wouldn’t say that we execute all JavaScript, so there are some conditions in which we don’t execute JavaScript.
We do have the ability to execute a large fraction of JavaScript when we need or want to. One thing to bear in mind if you are advertising via JavaScript is that you can use NoFollow on JavaScript links.”

9. Tautan berbayar

Google tidak mau iklan mempengaruhi penilaiannya dan nampaknya akan menggunakan lebih banyak tenaga manusia/reviewer untuk melaporkan lebih banyak link spam dalam beberapa bulan mendatang. Matt Cutts mengatakan bahwa Google “melakukan banyak hal” untuk mendeteksi advertising dan memastikan bahwa link iklan tidak akan terlalu mempengaruhi penilaian Google.
Kesimpulan: Jika Anda ingin memanfaatkan algoritma penilaian Google terkini dan mendapat posisi teratas di Google, anda harus menggunakan metode optimasi mesin pencari (SEO – Search Engine Optimization) yang mengarah pada hasil yang tahan lama. Jangan menipu mesin pencari dan jangan menipu penggunanya. If you want love, don’t cheat. :)

Tidak ada komentar: